Analisis Kurikulum Bahasa Arab dengan Model Rogers di SMP IT Insan Cendekia Boarding School Payakumbuh

Abstract

The Arabic language curriculum is the whole situation, language experience, and communicative activities that are offered, prepared, selected, planned, and arranged for students. The purpose of this study was to analyze the Arabic Language Curriculum Model for SMP IT Scholar Boarding School Payakumbuh. This study uses a descriptive approach with qualitative research methods where the researcher uses and obtains data from interviews and documentation. Data was collected using Miles and Huberman's technique, namely collecting data, reducing and presenting. The results of this study are Arabic as one of the subjects at SMP IT Insan Cendekia Boarding School Payakumbuh uses the National Education curriculum, namely the 2013 Curriculum combined with the special curriculum from ICBS. So that the curriculum owned by this school is in accordance with the Rogers Model in learning Arabic and is better in its implementation between the national curriculum and the school curriculum. 

Abstrak

Kurikulum bahasa Arab adalah keseluruhan situasi, pengalaman berbahasa, dan kegiatan komunikatif yang ditawarkan, disiapkan, dipilih, direncanakan, dan disusun agar peserta didik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Model Kurikulum Bahasa Arab SMP IT Insan Cendekia Boarding School Payakumbuh. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif di mana peneliti memperoleh data dari hasil wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan teknik Miles dan Huberman yaitu mengumpulkan data, reduksi dan menyajikan data. Adapun hasil penelitian ini adalah Bahasa Arab sebagai salah satu mata pelajaran di SMP IT Insan Cendekia Boarding School Payakumbuh menggunakan kurikulum Pendidikan Nasional yaitu Kurikulum 2013 yang dipadukan dengan kurikulum khusus dari ICBS, di mana pengembangan kurikulum dalam pembelajaran bahasa Arab sesuai dengan Model Rogers yang terdiri dari: 1) Mengadakan kelompok yang melibatkan tenaga administrasi dan orang tua siswa. 2) Selama kurang lebih satu minggu para peserta bertukar pengalaman, di bawah pimpinan staf pengajar. 3) diadakan pertemuan dengan masyarakat luas dalam satu sekolah, agar hubungan interpersonal di antara guru dan murid semakin sempurna. 4) dilakukan beberapa pertemuan yang melibatkan anggota agar lebih akrab dan menghargai sehingga memudahkan berbagai pemecahan masalah sekolah serta implementasinya dalam memadukan antara kurikulum nasional dan kurikulum sekolah cukup baik.